1. DEFINISI SISTEM ISNFORMAS
Pengertian
Sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan penguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan (Ririn,2011).
Sistem Informasi Psikologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan informasi yang di diperoleh melalui proses dan di kelola sehingga menghasilkan data yang valid serta memberikan manfaat. Fungsi dari sistem informasi sendiri adalah membantu kita untuk melakukan aktifitas, seperti perencanaan (Yurika, 2012).
Setelah memahami kedua penjelesan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi merupakan sebuah sistem yang berintegrasi dengan perilaku manusia dan menyediakan informasi untuk membantu dalam menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan.
2. Pengembangan Sistem (SDLC)
SDLC (System Development Life Cycle)->Siklus Hidup Pengembangan Sistem.
Pengembangan Sistem
Menyusun sistem yang baru juga menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Beberapa hal yang menyebabkan sistem lama harus diganti atau diperbaiki :
- Adanya permasalahan yang timbul di sistem lama. Contoh : Karena ketidak beresan dalam sistem, pertumbuhan organisasi.
- Untuk meraih kesempatan Contoh : Peningkatan pelayanan pada, peluang-peluang pasar.
- Adanya instruksi Contoh : Peraturan pemerintah.
• Team-team Pengembangan Sistem
- - Analisis Sistem (System Analyst) Orang yang menganalisis system (mempelajari masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai system). Contoh : system desaigner, system consultant, system engineer.
- - Programer Orang yang menulis kode program untuk suatu aplikasi tertentu berdasarakan rancang bangun yang telah dibuat oleh analisis sistem.
- - Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC) Perencanaan Sistem→Analisis Sistem→Desain/Perancangan Sistem→Seleksi Sistem→Implementasi Sistem→Perwatan Sistem.
• Penejelasan Tahapan SDLC
- - Perencanaan Sistem Perencanaan sistem adalah kegiatan yg menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan.
- - Analisis Item Analisis Item adalah tahap yang digunakan oleh analis sistem untuk menemukan kelemahan-kelemahan dari sistem yang ada sehingga dapat diusulkan perbaikannya.
- - Desain Sistem Desain Sistem adalah tahap untuk membentuk sistem yang baru berdasarkan hasil analisis. - Seleksi Sistem Seleksi Sistem adalah tahap untuk memilih perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan.
- - Implementasi Sistem Implementasi Sistem adalah tahap untuk meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan.
- - Perawatan sistem Perawatan Sistem adalah tahap setelah pengembangan sistem dilakukan dan sistem telah dioperasikan. Disebut sebagai tahap manajemen sistem karena yang melakukan proses ini sudah bukan analis sistem tetapi manajemen.
• Contoh Kasus Konsultasi Psikologi Industri
Konsultasi yang kami dapat dalam Psikologi Industri yaitu dengan psikoterapi, bagaimana kegitannya. Baik dibawah ini kami akan menjelaskan dalam berbentuk kasus.
Karyawan yang izin sakit tidak bekerja karena mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, sepenuhnya akan kembali bekerja lebih cepat ketika terapi dilakukan. Terapi ini berhubungan dengan masalah pekerjaan dan bagaimana untuk dapat segera kembali bekerja. Pernyataan ini adalah penelitian baru yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA). Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan melalui Journal of Occupational Health Psychology dengan judul Work-Focused Treatment of Common Mental Disorders and Return to Work: A Comparative Outcome Study, karyawan yang menerima terapi ini akan kembali bekerja lebih cepat, tidak ada efek samping dan menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam kesehatan mental selama satu tahun ke depan. “Orang dengan depresi atau kecemasan biasanya mengambil banyak ijin sakit tidak bekerja untuk mengatasi masalah mereka,” kata Suzanne Lagerveld, penulis utama studi tersebut dari Netherlands Organization for Applied Scientific Research (TNO), dikutip dari rilis APA (27/2).
Fokus utama dalam terapi ini ditujukan agar karyawan dapat segera kembali bekerja. Studi ini menunjukkan ada integrasi antara terapi yang dilakukan dengan sedikitnya waktu bagi karyawan untuk mengalami masalah psikologis selama satu ,tahun. Studi yang dilakukan di Belanda, diikuti oleh 168 karyawan, 60 persen di antaranya adalah perempuan. Mereka sering ijin sakit tidak bekerja karena masalah psikologis seperti kecemasan, gangguan penyesuaian dan depresi ringan. Sebanyak 79 karyawan dari berbagai pekerjaan menerima terapi standar, yaitu terapi kognitif-perilaku, sedangkan sisanya menerima terapi kognitif-perilaku yang fokus pada pekerjaan. Terapi kognitif-perilaku mendorong klien untuk mengubah cara mereka berpikir yang akan membawa mereka merasa lebih baik bahkan jika situasi lingkungan tidak berubah. Teknik perilaku untuk situasi sulit sering digunakan dalam terapi kognitif-perilaku.
Mereka yang masuk dalam kelompok penerima terapi fokus pada pekerjaan, rata-rata 65 hari lebih awal kembali bekerja dari peserta dalam kelompok terapi standar, bahkan sebagian dari mereka mulai kembali bekerja 12 hari sebelumnya. “Mereka mungkin akan kehilangan sebagian dari pendapatan mereka karena cenderung mengalami gangguan kesehatan mental. Kami telah menunjukkan bahwa karyawan yang ijin sakit dengan gangguan psikologis dapat memperoleh manfaat dari terapi ini dan segera kembali bekerja
Dibuat untuk memenuhi tugas softskill
www.gunadarma.ac.id
Dibuat untuk memenuhi tugas softskill
www.gunadarma.ac.id