Minggu, 04 November 2012

Tugas Sistem Informasi Psikologi

1. DEFINISI SISTEM ISNFORMAS 

 Pengertian Sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan penguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan (Ririn,2011). Sistem Informasi Psikologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan informasi yang di diperoleh melalui proses dan di kelola sehingga menghasilkan data yang valid serta memberikan manfaat. Fungsi dari sistem informasi sendiri adalah membantu kita untuk melakukan aktifitas, seperti perencanaan (Yurika, 2012). Setelah memahami kedua penjelesan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi merupakan sebuah sistem yang berintegrasi dengan perilaku manusia dan menyediakan informasi untuk membantu dalam menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan.

 2. Pengembangan Sistem (SDLC) 

 SDLC (System Development Life Cycle)->Siklus Hidup Pengembangan Sistem. Pengembangan Sistem Menyusun sistem yang baru juga menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Beberapa hal yang menyebabkan sistem lama harus diganti atau diperbaiki : 
  1.  Adanya permasalahan yang timbul di sistem lama. Contoh : Karena ketidak beresan dalam sistem, pertumbuhan organisasi. 
  2. Untuk meraih kesempatan Contoh : Peningkatan pelayanan pada, peluang-peluang pasar.
  3. Adanya instruksi Contoh : Peraturan pemerintah.

 • Team-team Pengembangan Sistem
  1. - Analisis Sistem (System Analyst) Orang yang menganalisis system (mempelajari masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai system). Contoh : system desaigner, system consultant, system engineer. 
  2. - Programer Orang yang menulis kode program untuk suatu aplikasi tertentu berdasarakan rancang bangun yang telah dibuat oleh analisis sistem. 
  3. - Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC) Perencanaan Sistem→Analisis Sistem→Desain/Perancangan Sistem→Seleksi Sistem→Implementasi Sistem→Perwatan Sistem. 

 • Penejelasan Tahapan SDLC 
  1. - Perencanaan Sistem Perencanaan sistem adalah kegiatan yg menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan. 
  2.  - Analisis Item Analisis Item adalah tahap yang digunakan oleh analis sistem untuk menemukan kelemahan-kelemahan dari sistem yang ada sehingga dapat diusulkan perbaikannya. 
  3.  - Desain Sistem Desain Sistem adalah tahap untuk membentuk sistem yang baru berdasarkan hasil analisis. - Seleksi Sistem Seleksi Sistem adalah tahap untuk memilih perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan. 
  4.  - Implementasi Sistem Implementasi Sistem adalah tahap untuk meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. 
  5.  - Perawatan sistem Perawatan Sistem adalah tahap setelah pengembangan sistem dilakukan dan sistem telah dioperasikan. Disebut sebagai tahap manajemen sistem karena yang melakukan proses ini sudah bukan analis sistem tetapi manajemen. 

 • Contoh Kasus Konsultasi Psikologi Industri 

Konsultasi yang kami dapat dalam Psikologi Industri yaitu dengan psikoterapi, bagaimana kegitannya. Baik dibawah ini kami akan menjelaskan dalam berbentuk kasus. Karyawan yang izin sakit tidak bekerja karena mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, sepenuhnya akan kembali bekerja lebih cepat ketika terapi dilakukan. Terapi ini berhubungan dengan masalah pekerjaan dan bagaimana untuk dapat segera kembali bekerja. Pernyataan ini adalah penelitian baru yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA). Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan melalui Journal of Occupational Health Psychology dengan judul Work-Focused Treatment of Common Mental Disorders and Return to Work: A Comparative Outcome Study, karyawan yang menerima terapi ini akan kembali bekerja lebih cepat, tidak ada efek samping dan menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam kesehatan mental selama satu tahun ke depan. “Orang dengan depresi atau kecemasan biasanya mengambil banyak ijin sakit tidak bekerja untuk mengatasi masalah mereka,” kata Suzanne Lagerveld, penulis utama studi tersebut dari Netherlands Organization for Applied Scientific Research (TNO), dikutip dari rilis APA (27/2). Fokus utama dalam terapi ini ditujukan agar karyawan dapat segera kembali bekerja. Studi ini menunjukkan ada integrasi antara terapi yang dilakukan dengan sedikitnya waktu bagi karyawan untuk mengalami masalah psikologis selama satu ,tahun. Studi yang dilakukan di Belanda, diikuti oleh 168 karyawan, 60 persen di antaranya adalah perempuan. Mereka sering ijin sakit tidak bekerja karena masalah psikologis seperti kecemasan, gangguan penyesuaian dan depresi ringan. Sebanyak 79 karyawan dari berbagai pekerjaan menerima terapi standar, yaitu terapi kognitif-perilaku, sedangkan sisanya menerima terapi kognitif-perilaku yang fokus pada pekerjaan. Terapi kognitif-perilaku mendorong klien untuk mengubah cara mereka berpikir yang akan membawa mereka merasa lebih baik bahkan jika situasi lingkungan tidak berubah. Teknik perilaku untuk situasi sulit sering digunakan dalam terapi kognitif-perilaku. Mereka yang masuk dalam kelompok penerima terapi fokus pada pekerjaan, rata-rata 65 hari lebih awal kembali bekerja dari peserta dalam kelompok terapi standar, bahkan sebagian dari mereka mulai kembali bekerja 12 hari sebelumnya. “Mereka mungkin akan kehilangan sebagian dari pendapatan mereka karena cenderung mengalami gangguan kesehatan mental. Kami telah menunjukkan bahwa karyawan yang ijin sakit dengan gangguan psikologis dapat memperoleh manfaat dari terapi ini dan segera kembali bekerja

Dibuat untuk memenuhi tugas softskill
www.gunadarma.ac.id

Jumat, 04 Mei 2012

RATIONAL EMOTIVE THERAPY Teori Albert Ellis

RATIONAL EMOTIVE THERAPY 
Teori Albert Ellis Konsep Dasar Menurut Albert Ellis, manusia pada dasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif. Reaksi emosional seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun tidak disadari. Hambatan psikologis atau emosional tersebut merupakan akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional, yang mana emosi yang menyertai individu dalam berpikir penuh dengan prasangka, sangat personal, dan irasional. Berpikir irasional ini diawali dengan belajar secara tidak logis yang biasanya diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari kata-kata yang digunakan. Kata-kata yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan kata-kata yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat. Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional. Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC. - Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang. - Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif. - Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang B. Selain itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis harus me-lawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak (effects; E) psi¬kologis positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional. Albert Ellis juga menambahkan bahwa secara biologis manusia memang “diprogram” untuk selalu menanggapi “pengondisian-pengondisian” semacam ini. Keyakinan-keyakinan irasional tadi biasanya berbentuk pernyataan-pernyataan absolut. Ada beberapa jenis “pikiran¬-pikiran yang keliru” yang biasanya diterapkan orang, di antaranya: 1. Mengabaikan hal-hal yang positif, 2. Terpaku pada yang negatif, 3. Terlalu cepat menggeneralisasi. Secara ringkas, Ellis mengatakan bahwa ada tiga ke¬yakinan irasional: 1. “Saya harus punya kemampuan sempurna, atau saya akan jadi orang yang tidak berguna”. 2. “Orang lain harus memahami dan mempertimbang¬kan saya, atau mereka akan menderita”. 3. “Kenyataan harus memberi kebahagiaan pada saya, atau saya akan binasa”. Ellis menegaskan bahwa betapa pentingnya “kerelaan menerima diri-sendiri”. Dia mengatakan, dalam RET, tidak seorang pun yang akan disalahkan, dilecehkan, apalagi dihukum atas keyakinan atau tindakan mereka yang keliru. Kita harus menerima diri sebagaimana adanya, menerima sebagaimana apa yang kita capai dan hasilkan. Dia mengkritik teori-teori yang terlalu menekankan kemuliaan pribadi dan ketegaran ego serta konsep-konsep senada lainnya. Menurut Ellis, memang ada alasan-alasan tertentu kenapa orang mengedepankan diri atau egonya, yaitu kita ingin menegaskan bahwa kita hidup dan dalam keadaan baik-baik saja, kita ingin menikmati hidup, dan lain se¬bagainya. Akan tetapi, jika hal ini dilihat lebih jauh lagi, ternyata mengedepankan diri atau ego sendiri malah me¬nyebabkan ketidaktenangan, seperti yang diperlihatkan oleh keyakinan-keyakinan irasional berikut ini: - Aku ini punya kelebihan atau tak berguna. - Aku ini harus dicintai atau orang yang selalu diperhatikan. - Aku harus abadi. - Aku harus jadi orang baik atau orang jahat. - Aku harus membuktikan diriku. - Aku harus mendapatkan apa pun yang saya inginkan. Ellis berpendapat bahwa evaluasi-diri yang keterlaluan akan menyebabkan depresi dan represi, sehingga orang akan mengingkari perubahan. Yang harus dilakukan manusia demi kesehatan jiwanya adalah berhenti menilai-nilai diri sendiri. 
Contoh Kasus dari Teori ABCDE Albert Ellis : 1. A : Orang tua Andi sibuk bekerja. B : Andi takut terabaikan dan tersingkir oleh orang tuanya C : Andi merasa cemas dan takut D : Akan tetapi Andi merasa orang tuanya tidak akan seperti itu E : Andi yakin orang tuanya sangat sayang padanya dan tidak akan mengabaikannya 2. A : Menghadapi ujian nasional B : Saya takut mengahadapi ujian nasional C : Saya cemas dan sangat khawatir D : Belom tentu saya tidak dapat dapat mengerjakan ujian nasional itu E : Saya pasti dapat mengerjakan ujian nasional 

Referensi : Corey, G. 1999. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama

Senin, 02 April 2012

Tentang Stress

Stres dapat dikelola sejak awal sebelum seseorang memasuki situasi baru atau tidak menyenangkan. Contoh, sebelum ditempatkan atau ditugaskan di daerah pasca bencana, seorang pekerja kemanusiaan perlu menjaga kondisi tubuh dengan baik, serta pemahaman terhadap prosedur kerja dan kondisi lapangan sebelum bertugas juga penting untuk dimiliki. Seseorang dapat mengembangkan pikiran positif mengenai situasi yang dialami, karena pada dasarnya dalam setiap situasi kehidupan pasti ada sisi baiknya. Beberapa ahli mengatakan bahwa berpikir positif membuat tubuh tetap sehat, dan terhindar dari penyakit.

Saat seseorang menilai suatu situasi yang bersifat mengancam, secara otomatis muncul respon emosional seperti takut, marah, dan cemas. Tiap orang pada dasarnya mampu menghambat respon emosional yang tidak menyenangkan. Caranya, dengan bernapas secara teratur dan perlahan, membayangkan pengalaman menyenangkan, serta melemaskan anggota tubuh. Cara ini dikenal dengan teknik relaksasi. Dengan melakukan hal ini, emosi negatif seperti takut, marah, cemas akan terhambat.

Berolahraga merupakan salah satu cara yang efektif untuk menghambat berkembangnya respon emosional sebagai bentuk dari reaksi stres. Jenis olahraga yang dapat digunakan untuk hal ini adalah lari/jalan pagi, senam aerobik, atau bersepeda. Keuntungan dari berolahraga adalah dihasilkannya hormon endorfin yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Hormon endorfin ini dipercaya dapat mengurangi rasa sakit dan menghasilkan perasaan senang, bahagia, dan sejahtera pada seseorang.

Tidak semua orang mampu mengelola stres dengan baik, karena seringkali seseorang dihadapkan oleh situasi yang tidak nyaman akibat stres yang dialami terutama akibat pengalaman traumatik. Situasi tidak nyaman tersebut menuntut seseorang untuk bisa mengatasi stres yang dialaminya sehingga dapat menjalankan kembali kehidupan seperti sebelumnya.

MENGATASI STRES

Usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk menghambat atau mengurangi reaksi negatif terhadap stres dan mencegah munculnya masalah yang lebih serius merupakan suatu bentuk dalam mengatasi stres. Mengatasi stres merupakan cara bagaimana mencegah, menunda, menghindari, atau mengelola stres. Sebenarnya, ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan seseorang sebagai bentuk upaya dalam mengatasi stres diantaranya adalah berdoa, bermain, berbicara tentang masalah yang dihadapi, bernyanyi, memasak, membaca buku, maupun rekreasi. Bila dilihat dari dampaknya pada seseorang, mengatasi stres dapat bersifat positif maupun negatif.

Mengatasi stres yang bersifat positif dengan selalu memiliki pikiran positif terhadap pengalaman traumatis yang terjadi merupakan suatu cara seseorang dalam membangun kembali dunianya pasca peristiwa traumatik. Seseorang perlu mendapatkan kembali kepercayaan dan rasa memiliki dengan orang lain, serta perasaan aman dalam kegiatannya sehari-hari. Sedangkan mengatasi stres yang bersifat negatif, seseorang mungkin saja merasa bahwa tingkatan stresnya akan berkurang atau dapat diatasi namun sebaliknya, muncul dampak lebih lanjut yang buruk dan menjadi masalah baru yang menambah beban seseorang yang mengalaminya. Seperti mabuk, menggunakan obat-obatan terlarang, dan pergaulan bebas merupakan jenis mengatasi stres yang bersifat negatif.

Berbagi perasaan sebagai satu bentuk mengatasi stres yang efektif

Berbagi cerita pada orang lain tentang perasaan dan pikiran kita merupakan salah satu cara dalam mengatasi stres atau trauma. Inti dari cara ini adalah mengungkapkan apa yang dialami oleh diri kita, khususnya pengalaman-pengalaman negatif. Bentuknya dapat bermacam-macam seperti, berbagi pengalaman dengan bercerita pada orang yang dipercaya, atau ’berbicara’ dengan diri sendiri tentang berbagai pengalaman yang dirasakan misalnya melalui menulis, menggambar, menciptakan lagu/puisi bahkan merenung termasuk didalamnya.

Berbagi pengalaman sulit pada orang lain memang terasa seperti membuka luka lama. Namun, jika kita dapat melakukannya, maka kita akan mendapatkan berbagai keuntungan bagi diri sendiri. Dengan berbagi pikiran dan perasaan dapat membantu kita untuk melepaskan ketegangan dan memperoleh perasaan lega, dapat berpikir lebih jernih tentang apa yang telah terjadi sehingga tahu bagaimana bersikap yang tepat, membangun kembali rasa percaya diri, meningkatkan harga diri dan keyakinan diri. Bagi seseorang yang mengalami trauma, berbagi pengalaman dapat membantunya untuk melihat dan menyadari berbagai pilihan dan cara pemecahan masalah untuk membuat keputusan yang tepat. Bagi seseorang yang mengalami trauma, berbagi perasaan pada orang lain menimbulkan keuntungan tersendiri. Selain mengurangi perasaan negatif yang disimpan selama ini, mereka juga dapat merasa diterima, diperhatikan, dan dihargai oleh orang lain, apabila orang yang mendengarkannya dapat memberi respon yang positif.

http://www.fakultaskesehatan.com/cara-mengatasi-stres.html
Stres dapat dikelola sejak awal sebelum seseorang memasuki situasi baru atau tidak menyenangkan. Contoh, sebelum ditempatkan atau ditugaskan di daerah pasca bencana, seorang pekerja kemanusiaan perlu menjaga kondisi tubuh dengan baik, serta pemahaman terhadap prosedur kerja dan kondisi lapangan sebelum bertugas juga penting untuk dimiliki. Seseorang dapat mengembangkan pikiran positif mengenai situasi yang dialami, karena pada dasarnya dalam setiap situasi kehidupan pasti ada sisi baiknya. Beberapa ahli mengatakan bahwa berpikir positif membuat tubuh tetap sehat, dan terhindar dari penyakit.

Saat seseorang menilai suatu situasi yang bersifat mengancam, secara otomatis muncul respon emosional seperti takut, marah, dan cemas. Tiap orang pada dasarnya mampu menghambat respon emosional yang tidak menyenangkan. Caranya, dengan bernapas secara teratur dan perlahan, membayangkan pengalaman menyenangkan, serta melemaskan anggota tubuh. Cara ini dikenal dengan teknik relaksasi. Dengan melakukan hal ini, emosi negatif seperti takut, marah, cemas akan terhambat.

Berolahraga merupakan salah satu cara yang efektif untuk menghambat berkembangnya respon emosional sebagai bentuk dari reaksi stres. Jenis olahraga yang dapat digunakan untuk hal ini adalah lari/jalan pagi, senam aerobik, atau bersepeda. Keuntungan dari berolahraga adalah dihasilkannya hormon endorfin yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Hormon endorfin ini dipercaya dapat mengurangi rasa sakit dan menghasilkan perasaan senang, bahagia, dan sejahtera pada seseorang.

Tidak semua orang mampu mengelola stres dengan baik, karena seringkali seseorang dihadapkan oleh situasi yang tidak nyaman akibat stres yang dialami terutama akibat pengalaman traumatik. Situasi tidak nyaman tersebut menuntut seseorang untuk bisa mengatasi stres yang dialaminya sehingga dapat menjalankan kembali kehidupan seperti sebelumnya.

MENGATASI STRES

Usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk menghambat atau mengurangi reaksi negatif terhadap stres dan mencegah munculnya masalah yang lebih serius merupakan suatu bentuk dalam mengatasi stres. Mengatasi stres merupakan cara bagaimana mencegah, menunda, menghindari, atau mengelola stres. Sebenarnya, ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan seseorang sebagai bentuk upaya dalam mengatasi stres diantaranya adalah berdoa, bermain, berbicara tentang masalah yang dihadapi, bernyanyi, memasak, membaca buku, maupun rekreasi. Bila dilihat dari dampaknya pada seseorang, mengatasi stres dapat bersifat positif maupun negatif.

Mengatasi stres yang bersifat positif dengan selalu memiliki pikiran positif terhadap pengalaman traumatis yang terjadi merupakan suatu cara seseorang dalam membangun kembali dunianya pasca peristiwa traumatik. Seseorang perlu mendapatkan kembali kepercayaan dan rasa memiliki dengan orang lain, serta perasaan aman dalam kegiatannya sehari-hari. Sedangkan mengatasi stres yang bersifat negatif, seseorang mungkin saja merasa bahwa tingkatan stresnya akan berkurang atau dapat diatasi namun sebaliknya, muncul dampak lebih lanjut yang buruk dan menjadi masalah baru yang menambah beban seseorang yang mengalaminya. Seperti mabuk, menggunakan obat-obatan terlarang, dan pergaulan bebas merupakan jenis mengatasi stres yang bersifat negatif.

Berbagi perasaan sebagai satu bentuk mengatasi stres yang efektif

Berbagi cerita pada orang lain tentang perasaan dan pikiran kita merupakan salah satu cara dalam mengatasi stres atau trauma. Inti dari cara ini adalah mengungkapkan apa yang dialami oleh diri kita, khususnya pengalaman-pengalaman negatif. Bentuknya dapat bermacam-macam seperti, berbagi pengalaman dengan bercerita pada orang yang dipercaya, atau ’berbicara’ dengan diri sendiri tentang berbagai pengalaman yang dirasakan misalnya melalui menulis, menggambar, menciptakan lagu/puisi bahkan merenung termasuk didalamnya.

Berbagi pengalaman sulit pada orang lain memang terasa seperti membuka luka lama. Namun, jika kita dapat melakukannya, maka kita akan mendapatkan berbagai keuntungan bagi diri sendiri. Dengan berbagi pikiran dan perasaan dapat membantu kita untuk melepaskan ketegangan dan memperoleh perasaan lega, dapat berpikir lebih jernih tentang apa yang telah terjadi sehingga tahu bagaimana bersikap yang tepat, membangun kembali rasa percaya diri, meningkatkan harga diri dan keyakinan diri. Bagi seseorang yang mengalami trauma, berbagi pengalaman dapat membantunya untuk melihat dan menyadari berbagai pilihan dan cara pemecahan masalah untuk membuat keputusan yang tepat. Bagi seseorang yang mengalami trauma, berbagi perasaan pada orang lain menimbulkan keuntungan tersendiri. Selain mengurangi perasaan negatif yang disimpan selama ini, mereka juga dapat merasa diterima, diperhatikan, dan dihargai oleh orang lain, apabila orang yang mendengarkannya dapat memberi respon yang positif.

http://www.fakultaskesehatan.com/cara-mengatasi-stres.html