Kamis, 17 Januari 2013

Tugas Sistem Informasi Psikologi


 

Contoh Kasus

Konsultasi Psikologi Industri


Konsultasi yang kami dapat dalam Psikologi Industri yaitu dengan psikoterapi, bagaimana kegitannya. Baik dibawah ini kami akan menjelaskan dalam berbentuk kasus.
Karyawan yang izin sakit tidak bekerja karena mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, sepenuhnya akan kembali bekerja lebih cepat ketika terapi dilakukan. Terapi ini berhubungan dengan masalah pekerjaan dan bagaimana untuk dapat segera kembali bekerja. Pernyataan ini adalah penelitian baru yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA). Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan melalui Journal of Occupational Health Psychology dengan judul Work-Focused Treatment of Common Mental Disorders and Return to Work: A Comparative Outcome Study, karyawan yang menerima terapi ini akan kembali bekerja lebih cepat, tidak ada efek samping dan menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam kesehatan mental selama satu tahun ke depan. “Orang dengan depresi atau kecemasan biasanya mengambil banyak ijin sakit tidak bekerja untuk mengatasi masalah mereka,” kata Suzanne Lagerveld, penulis utama studi tersebut dari Netherlands Organization for Applied Scientific Research (TNO), dikutip dari rilis APA (27/2).
Fokus utama dalam terapi ini ditujukan agar karyawan dapat segera kembali bekerja. Studi ini menunjukkan ada integrasi antara terapi yang dilakukan dengan sedikitnya waktu bagi karyawan untuk mengalami masalah psikologis selama satu tahun. Studi yang dilakukan di Belanda, diikuti oleh 168 karyawan, 60 persen di antaranya adalah perempuan. Mereka sering ijin sakit tidak bekerja karena masalah psikologis seperti kecemasan, gangguan penyesuaian dan depresi ringan. Sebanyak 79 karyawan dari berbagai pekerjaan menerima terapi standar, yaitu terapi kognitif-perilaku, sedangkan sisanya menerima terapi kognitif-perilaku yang fokus pada pekerjaan. Terapi kognitif-perilaku mendorong klien untuk mengubah cara mereka berpikir yang akan membawa mereka merasa lebih baik bahkan jika situasi lingkungan tidak berubah. Teknik perilaku untuk situasi sulit sering digunakan dalam terapi kognitif-perilaku.
Mereka yang masuk dalam kelompok penerima terapi fokus pada pekerjaan, rata-rata 65 hari lebih awal kembali bekerja dari peserta dalam kelompok terapi standar, bahkan sebagian dari mereka mulai kembali bekerja 12 hari sebelumnya. “Mereka mungkin akan kehilangan sebagian dari pendapatan mereka karena cenderung mengalami gangguan kesehatan mental. Kami telah menunjukkan bahwa karyawan yang ijin sakit dengan gangguan psikologis dapat memperoleh manfaat dari terapi ini dan segera kembali bekerja.

Analisis:

1.      Siapa yang izin tidak masuk kerja?
2.      Apa yang dilakukan karyawan tersebut?
3.      Mengapa para karyawan meminta izin untuk tidak bekerja?
4.      Kapan karyawan akan kembali bekerja?
5.      Dimana pertama kali kasus ini muncul?
6.      Bagaimana hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut?

Algoritma:

1.      Siapa yang izin tidak masuk kerja?
Jawab: Para karyawan
2.      Apa yang dilakukan karyawan tersebut?
Jawab: meminta izin tidak masuk kerja
3.      Mengapa para karyawan meminta izin untuk tidak bekerja?
Jawab: karena mengalami gangguan kesehatan mental berupa depresi fdan kecemasan  gangguan penyesuaian serta  depresi ringan.
4.      Kapan karyawan akan kembali bekerja?
Jawab: setelah menyelesaikan terapi dan pulih kembali dari gangguan kesehatan mental terseb ut
5.      Dimana pertama kali kasus ini muncul?
Jawab: kasus ini ditemukan pertama kali di Belanda
6.      Bagaimana hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut?
Jawab: Para karyawan yang masuk dalam kelompok penerima terapi fokus pada pekerjaan, rata-rata 65 hari lebih awal kembali bekerja dari peserta dalam kelompok terapi standar, bahkan sebagian dari mereka mulai kembali bekerja 12 hari sebelumnya. “Mereka mungkin akan kehilangan sebagian dari pendapatan mereka karena cenderung mengalami gangguan kesehatan mental. Kami telah menunjukkan bahwa karyawan yang ijin sakit dengan gangguan psikologis dapat memperoleh manfaat dari terapi ini dan segera kembali bekerja.


Pada kasus yang terjadi di Negara Belanda banyak para karyawan yang meminta izin untuk tidak masuk kerja. Hal ini disebabkan karena sebagian karyawan yang meminta izin tersebut mengalami gangguan kesehatan mental, seperti ganbgguan depresi dan kecemasan. Karyawan akan kembali bekerja setelah menyelesaikan terapi dan pulih kembali dari gangguan keshatannya. Para karyawan yang masuk dalam kelompok penerima terapi fokus pada pekerjaan, rata-rata 65 hari lebih awal kembali bekerja dari peserta dalam kelompok terapi standar, bahkan sebagian dari mereka mulai kembali bekerja 12 hari sebelumnya. “Mereka mungkin akan kehilangan sebagian dari pendapatan mereka karena cenderung mengalami gangguan kesehatan mental. Kami telah menunjukkan bahwa karyawan yang ijin sakit dengan gangguan psikologis dapat memperoleh manfaat dari terapi ini dan segera kembali bekerja.


Implemantasi :

-          Kesehatan mental  = K M
-          Depresi = D
-          Kecemasan  = K
-          Gangguan penyesuaian = K P 
-          Depresi ringan = DR

Dibuat untuk memenuhi Tugas Softskill  
www.gunadarma.ac.id

Minggu, 04 November 2012

Tugas Sistem Informasi Psikologi

1. DEFINISI SISTEM ISNFORMAS 

 Pengertian Sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi yang dapat dijadikan untuk meningkatkan penguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian, perencana, dan pengelolaan (Ririn,2011). Sistem Informasi Psikologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan informasi yang di diperoleh melalui proses dan di kelola sehingga menghasilkan data yang valid serta memberikan manfaat. Fungsi dari sistem informasi sendiri adalah membantu kita untuk melakukan aktifitas, seperti perencanaan (Yurika, 2012). Setelah memahami kedua penjelesan diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi psikologi merupakan sebuah sistem yang berintegrasi dengan perilaku manusia dan menyediakan informasi untuk membantu dalam menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan.

 2. Pengembangan Sistem (SDLC) 

 SDLC (System Development Life Cycle)->Siklus Hidup Pengembangan Sistem. Pengembangan Sistem Menyusun sistem yang baru juga menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Beberapa hal yang menyebabkan sistem lama harus diganti atau diperbaiki : 
  1.  Adanya permasalahan yang timbul di sistem lama. Contoh : Karena ketidak beresan dalam sistem, pertumbuhan organisasi. 
  2. Untuk meraih kesempatan Contoh : Peningkatan pelayanan pada, peluang-peluang pasar.
  3. Adanya instruksi Contoh : Peraturan pemerintah.

 • Team-team Pengembangan Sistem
  1. - Analisis Sistem (System Analyst) Orang yang menganalisis system (mempelajari masalah yang timbul dan menentukan kebutuhan-kebutuhan pemakai system). Contoh : system desaigner, system consultant, system engineer. 
  2. - Programer Orang yang menulis kode program untuk suatu aplikasi tertentu berdasarakan rancang bangun yang telah dibuat oleh analisis sistem. 
  3. - Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SDLC) Perencanaan Sistem→Analisis Sistem→Desain/Perancangan Sistem→Seleksi Sistem→Implementasi Sistem→Perwatan Sistem. 

 • Penejelasan Tahapan SDLC 
  1. - Perencanaan Sistem Perencanaan sistem adalah kegiatan yg menyangkut estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem serta untuk mendukung operasinya setelah diterapkan. 
  2.  - Analisis Item Analisis Item adalah tahap yang digunakan oleh analis sistem untuk menemukan kelemahan-kelemahan dari sistem yang ada sehingga dapat diusulkan perbaikannya. 
  3.  - Desain Sistem Desain Sistem adalah tahap untuk membentuk sistem yang baru berdasarkan hasil analisis. - Seleksi Sistem Seleksi Sistem adalah tahap untuk memilih perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan. 
  4.  - Implementasi Sistem Implementasi Sistem adalah tahap untuk meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. 
  5.  - Perawatan sistem Perawatan Sistem adalah tahap setelah pengembangan sistem dilakukan dan sistem telah dioperasikan. Disebut sebagai tahap manajemen sistem karena yang melakukan proses ini sudah bukan analis sistem tetapi manajemen. 

 • Contoh Kasus Konsultasi Psikologi Industri 

Konsultasi yang kami dapat dalam Psikologi Industri yaitu dengan psikoterapi, bagaimana kegitannya. Baik dibawah ini kami akan menjelaskan dalam berbentuk kasus. Karyawan yang izin sakit tidak bekerja karena mengalami gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan, sepenuhnya akan kembali bekerja lebih cepat ketika terapi dilakukan. Terapi ini berhubungan dengan masalah pekerjaan dan bagaimana untuk dapat segera kembali bekerja. Pernyataan ini adalah penelitian baru yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA). Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan melalui Journal of Occupational Health Psychology dengan judul Work-Focused Treatment of Common Mental Disorders and Return to Work: A Comparative Outcome Study, karyawan yang menerima terapi ini akan kembali bekerja lebih cepat, tidak ada efek samping dan menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam kesehatan mental selama satu tahun ke depan. “Orang dengan depresi atau kecemasan biasanya mengambil banyak ijin sakit tidak bekerja untuk mengatasi masalah mereka,” kata Suzanne Lagerveld, penulis utama studi tersebut dari Netherlands Organization for Applied Scientific Research (TNO), dikutip dari rilis APA (27/2). Fokus utama dalam terapi ini ditujukan agar karyawan dapat segera kembali bekerja. Studi ini menunjukkan ada integrasi antara terapi yang dilakukan dengan sedikitnya waktu bagi karyawan untuk mengalami masalah psikologis selama satu ,tahun. Studi yang dilakukan di Belanda, diikuti oleh 168 karyawan, 60 persen di antaranya adalah perempuan. Mereka sering ijin sakit tidak bekerja karena masalah psikologis seperti kecemasan, gangguan penyesuaian dan depresi ringan. Sebanyak 79 karyawan dari berbagai pekerjaan menerima terapi standar, yaitu terapi kognitif-perilaku, sedangkan sisanya menerima terapi kognitif-perilaku yang fokus pada pekerjaan. Terapi kognitif-perilaku mendorong klien untuk mengubah cara mereka berpikir yang akan membawa mereka merasa lebih baik bahkan jika situasi lingkungan tidak berubah. Teknik perilaku untuk situasi sulit sering digunakan dalam terapi kognitif-perilaku. Mereka yang masuk dalam kelompok penerima terapi fokus pada pekerjaan, rata-rata 65 hari lebih awal kembali bekerja dari peserta dalam kelompok terapi standar, bahkan sebagian dari mereka mulai kembali bekerja 12 hari sebelumnya. “Mereka mungkin akan kehilangan sebagian dari pendapatan mereka karena cenderung mengalami gangguan kesehatan mental. Kami telah menunjukkan bahwa karyawan yang ijin sakit dengan gangguan psikologis dapat memperoleh manfaat dari terapi ini dan segera kembali bekerja

Dibuat untuk memenuhi tugas softskill
www.gunadarma.ac.id

Jumat, 04 Mei 2012

RATIONAL EMOTIVE THERAPY Teori Albert Ellis

RATIONAL EMOTIVE THERAPY 
Teori Albert Ellis Konsep Dasar Menurut Albert Ellis, manusia pada dasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika berpikir dan bertingkahlaku irasional individu itu menjadi tidak efektif. Reaksi emosional seseorang sebagian besar disebabkan oleh evaluasi, interpretasi, dan filosofi yang disadari maupun tidak disadari. Hambatan psikologis atau emosional tersebut merupakan akibat dari cara berpikir yang tidak logis dan irasional, yang mana emosi yang menyertai individu dalam berpikir penuh dengan prasangka, sangat personal, dan irasional. Berpikir irasional ini diawali dengan belajar secara tidak logis yang biasanya diperoleh dari orang tua dan budaya tempat dibesarkan. Berpikir secara irasional akan tercermin dari kata-kata yang digunakan. Kata-kata yang tidak logis menunjukkan cara berpikir yang salah dan kata-kata yang tepat menunjukkan cara berpikir yang tepat. Perasaan dan pikiran negatif serta penolakan diri harus dilawan dengan cara berpikir yang rasional dan logis, yang dapat diterima menurut akal sehat, serta menggunakan cara verbalisasi yang rasional. Pandangan pendekatan rasional emotif tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep kunci teori Albert Ellis : ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Antecedent event (A), Belief (B), dan Emotional consequence (C). Kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan konsep atau teori ABC. - Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami atau memapar individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku, atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa, dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecendent event bagi seseorang. - Belief (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belief atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irrasional belief atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berpikir atau system keyakinan yang tepat, masuk akal, bijaksana, dan kerana itu menjadi prosuktif. Keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan ayau system berpikir seseorang yang salah, tidak masuk akal, emosional, dan keran itu tidak produktif. - Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecendent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang B. Selain itu, Ellis juga menambahkan D dan E untuk rumus ABC ini. Seorang terapis harus me-lawan (dispute; D) keyakinan-keyakinan irasional itu agar kliennya bisa menikmati dampak-dampak (effects; E) psi¬kologis positif dari keyakinan-keyakinan yang rasional. Albert Ellis juga menambahkan bahwa secara biologis manusia memang “diprogram” untuk selalu menanggapi “pengondisian-pengondisian” semacam ini. Keyakinan-keyakinan irasional tadi biasanya berbentuk pernyataan-pernyataan absolut. Ada beberapa jenis “pikiran¬-pikiran yang keliru” yang biasanya diterapkan orang, di antaranya: 1. Mengabaikan hal-hal yang positif, 2. Terpaku pada yang negatif, 3. Terlalu cepat menggeneralisasi. Secara ringkas, Ellis mengatakan bahwa ada tiga ke¬yakinan irasional: 1. “Saya harus punya kemampuan sempurna, atau saya akan jadi orang yang tidak berguna”. 2. “Orang lain harus memahami dan mempertimbang¬kan saya, atau mereka akan menderita”. 3. “Kenyataan harus memberi kebahagiaan pada saya, atau saya akan binasa”. Ellis menegaskan bahwa betapa pentingnya “kerelaan menerima diri-sendiri”. Dia mengatakan, dalam RET, tidak seorang pun yang akan disalahkan, dilecehkan, apalagi dihukum atas keyakinan atau tindakan mereka yang keliru. Kita harus menerima diri sebagaimana adanya, menerima sebagaimana apa yang kita capai dan hasilkan. Dia mengkritik teori-teori yang terlalu menekankan kemuliaan pribadi dan ketegaran ego serta konsep-konsep senada lainnya. Menurut Ellis, memang ada alasan-alasan tertentu kenapa orang mengedepankan diri atau egonya, yaitu kita ingin menegaskan bahwa kita hidup dan dalam keadaan baik-baik saja, kita ingin menikmati hidup, dan lain se¬bagainya. Akan tetapi, jika hal ini dilihat lebih jauh lagi, ternyata mengedepankan diri atau ego sendiri malah me¬nyebabkan ketidaktenangan, seperti yang diperlihatkan oleh keyakinan-keyakinan irasional berikut ini: - Aku ini punya kelebihan atau tak berguna. - Aku ini harus dicintai atau orang yang selalu diperhatikan. - Aku harus abadi. - Aku harus jadi orang baik atau orang jahat. - Aku harus membuktikan diriku. - Aku harus mendapatkan apa pun yang saya inginkan. Ellis berpendapat bahwa evaluasi-diri yang keterlaluan akan menyebabkan depresi dan represi, sehingga orang akan mengingkari perubahan. Yang harus dilakukan manusia demi kesehatan jiwanya adalah berhenti menilai-nilai diri sendiri. 
Contoh Kasus dari Teori ABCDE Albert Ellis : 1. A : Orang tua Andi sibuk bekerja. B : Andi takut terabaikan dan tersingkir oleh orang tuanya C : Andi merasa cemas dan takut D : Akan tetapi Andi merasa orang tuanya tidak akan seperti itu E : Andi yakin orang tuanya sangat sayang padanya dan tidak akan mengabaikannya 2. A : Menghadapi ujian nasional B : Saya takut mengahadapi ujian nasional C : Saya cemas dan sangat khawatir D : Belom tentu saya tidak dapat dapat mengerjakan ujian nasional itu E : Saya pasti dapat mengerjakan ujian nasional 

Referensi : Corey, G. 1999. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama

Senin, 02 April 2012

Tentang Stress

Stres dapat dikelola sejak awal sebelum seseorang memasuki situasi baru atau tidak menyenangkan. Contoh, sebelum ditempatkan atau ditugaskan di daerah pasca bencana, seorang pekerja kemanusiaan perlu menjaga kondisi tubuh dengan baik, serta pemahaman terhadap prosedur kerja dan kondisi lapangan sebelum bertugas juga penting untuk dimiliki. Seseorang dapat mengembangkan pikiran positif mengenai situasi yang dialami, karena pada dasarnya dalam setiap situasi kehidupan pasti ada sisi baiknya. Beberapa ahli mengatakan bahwa berpikir positif membuat tubuh tetap sehat, dan terhindar dari penyakit.

Saat seseorang menilai suatu situasi yang bersifat mengancam, secara otomatis muncul respon emosional seperti takut, marah, dan cemas. Tiap orang pada dasarnya mampu menghambat respon emosional yang tidak menyenangkan. Caranya, dengan bernapas secara teratur dan perlahan, membayangkan pengalaman menyenangkan, serta melemaskan anggota tubuh. Cara ini dikenal dengan teknik relaksasi. Dengan melakukan hal ini, emosi negatif seperti takut, marah, cemas akan terhambat.

Berolahraga merupakan salah satu cara yang efektif untuk menghambat berkembangnya respon emosional sebagai bentuk dari reaksi stres. Jenis olahraga yang dapat digunakan untuk hal ini adalah lari/jalan pagi, senam aerobik, atau bersepeda. Keuntungan dari berolahraga adalah dihasilkannya hormon endorfin yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Hormon endorfin ini dipercaya dapat mengurangi rasa sakit dan menghasilkan perasaan senang, bahagia, dan sejahtera pada seseorang.

Tidak semua orang mampu mengelola stres dengan baik, karena seringkali seseorang dihadapkan oleh situasi yang tidak nyaman akibat stres yang dialami terutama akibat pengalaman traumatik. Situasi tidak nyaman tersebut menuntut seseorang untuk bisa mengatasi stres yang dialaminya sehingga dapat menjalankan kembali kehidupan seperti sebelumnya.

MENGATASI STRES

Usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk menghambat atau mengurangi reaksi negatif terhadap stres dan mencegah munculnya masalah yang lebih serius merupakan suatu bentuk dalam mengatasi stres. Mengatasi stres merupakan cara bagaimana mencegah, menunda, menghindari, atau mengelola stres. Sebenarnya, ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan seseorang sebagai bentuk upaya dalam mengatasi stres diantaranya adalah berdoa, bermain, berbicara tentang masalah yang dihadapi, bernyanyi, memasak, membaca buku, maupun rekreasi. Bila dilihat dari dampaknya pada seseorang, mengatasi stres dapat bersifat positif maupun negatif.

Mengatasi stres yang bersifat positif dengan selalu memiliki pikiran positif terhadap pengalaman traumatis yang terjadi merupakan suatu cara seseorang dalam membangun kembali dunianya pasca peristiwa traumatik. Seseorang perlu mendapatkan kembali kepercayaan dan rasa memiliki dengan orang lain, serta perasaan aman dalam kegiatannya sehari-hari. Sedangkan mengatasi stres yang bersifat negatif, seseorang mungkin saja merasa bahwa tingkatan stresnya akan berkurang atau dapat diatasi namun sebaliknya, muncul dampak lebih lanjut yang buruk dan menjadi masalah baru yang menambah beban seseorang yang mengalaminya. Seperti mabuk, menggunakan obat-obatan terlarang, dan pergaulan bebas merupakan jenis mengatasi stres yang bersifat negatif.

Berbagi perasaan sebagai satu bentuk mengatasi stres yang efektif

Berbagi cerita pada orang lain tentang perasaan dan pikiran kita merupakan salah satu cara dalam mengatasi stres atau trauma. Inti dari cara ini adalah mengungkapkan apa yang dialami oleh diri kita, khususnya pengalaman-pengalaman negatif. Bentuknya dapat bermacam-macam seperti, berbagi pengalaman dengan bercerita pada orang yang dipercaya, atau ’berbicara’ dengan diri sendiri tentang berbagai pengalaman yang dirasakan misalnya melalui menulis, menggambar, menciptakan lagu/puisi bahkan merenung termasuk didalamnya.

Berbagi pengalaman sulit pada orang lain memang terasa seperti membuka luka lama. Namun, jika kita dapat melakukannya, maka kita akan mendapatkan berbagai keuntungan bagi diri sendiri. Dengan berbagi pikiran dan perasaan dapat membantu kita untuk melepaskan ketegangan dan memperoleh perasaan lega, dapat berpikir lebih jernih tentang apa yang telah terjadi sehingga tahu bagaimana bersikap yang tepat, membangun kembali rasa percaya diri, meningkatkan harga diri dan keyakinan diri. Bagi seseorang yang mengalami trauma, berbagi pengalaman dapat membantunya untuk melihat dan menyadari berbagai pilihan dan cara pemecahan masalah untuk membuat keputusan yang tepat. Bagi seseorang yang mengalami trauma, berbagi perasaan pada orang lain menimbulkan keuntungan tersendiri. Selain mengurangi perasaan negatif yang disimpan selama ini, mereka juga dapat merasa diterima, diperhatikan, dan dihargai oleh orang lain, apabila orang yang mendengarkannya dapat memberi respon yang positif.

http://www.fakultaskesehatan.com/cara-mengatasi-stres.html
Stres dapat dikelola sejak awal sebelum seseorang memasuki situasi baru atau tidak menyenangkan. Contoh, sebelum ditempatkan atau ditugaskan di daerah pasca bencana, seorang pekerja kemanusiaan perlu menjaga kondisi tubuh dengan baik, serta pemahaman terhadap prosedur kerja dan kondisi lapangan sebelum bertugas juga penting untuk dimiliki. Seseorang dapat mengembangkan pikiran positif mengenai situasi yang dialami, karena pada dasarnya dalam setiap situasi kehidupan pasti ada sisi baiknya. Beberapa ahli mengatakan bahwa berpikir positif membuat tubuh tetap sehat, dan terhindar dari penyakit.

Saat seseorang menilai suatu situasi yang bersifat mengancam, secara otomatis muncul respon emosional seperti takut, marah, dan cemas. Tiap orang pada dasarnya mampu menghambat respon emosional yang tidak menyenangkan. Caranya, dengan bernapas secara teratur dan perlahan, membayangkan pengalaman menyenangkan, serta melemaskan anggota tubuh. Cara ini dikenal dengan teknik relaksasi. Dengan melakukan hal ini, emosi negatif seperti takut, marah, cemas akan terhambat.

Berolahraga merupakan salah satu cara yang efektif untuk menghambat berkembangnya respon emosional sebagai bentuk dari reaksi stres. Jenis olahraga yang dapat digunakan untuk hal ini adalah lari/jalan pagi, senam aerobik, atau bersepeda. Keuntungan dari berolahraga adalah dihasilkannya hormon endorfin yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Hormon endorfin ini dipercaya dapat mengurangi rasa sakit dan menghasilkan perasaan senang, bahagia, dan sejahtera pada seseorang.

Tidak semua orang mampu mengelola stres dengan baik, karena seringkali seseorang dihadapkan oleh situasi yang tidak nyaman akibat stres yang dialami terutama akibat pengalaman traumatik. Situasi tidak nyaman tersebut menuntut seseorang untuk bisa mengatasi stres yang dialaminya sehingga dapat menjalankan kembali kehidupan seperti sebelumnya.

MENGATASI STRES

Usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk menghambat atau mengurangi reaksi negatif terhadap stres dan mencegah munculnya masalah yang lebih serius merupakan suatu bentuk dalam mengatasi stres. Mengatasi stres merupakan cara bagaimana mencegah, menunda, menghindari, atau mengelola stres. Sebenarnya, ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan seseorang sebagai bentuk upaya dalam mengatasi stres diantaranya adalah berdoa, bermain, berbicara tentang masalah yang dihadapi, bernyanyi, memasak, membaca buku, maupun rekreasi. Bila dilihat dari dampaknya pada seseorang, mengatasi stres dapat bersifat positif maupun negatif.

Mengatasi stres yang bersifat positif dengan selalu memiliki pikiran positif terhadap pengalaman traumatis yang terjadi merupakan suatu cara seseorang dalam membangun kembali dunianya pasca peristiwa traumatik. Seseorang perlu mendapatkan kembali kepercayaan dan rasa memiliki dengan orang lain, serta perasaan aman dalam kegiatannya sehari-hari. Sedangkan mengatasi stres yang bersifat negatif, seseorang mungkin saja merasa bahwa tingkatan stresnya akan berkurang atau dapat diatasi namun sebaliknya, muncul dampak lebih lanjut yang buruk dan menjadi masalah baru yang menambah beban seseorang yang mengalaminya. Seperti mabuk, menggunakan obat-obatan terlarang, dan pergaulan bebas merupakan jenis mengatasi stres yang bersifat negatif.

Berbagi perasaan sebagai satu bentuk mengatasi stres yang efektif

Berbagi cerita pada orang lain tentang perasaan dan pikiran kita merupakan salah satu cara dalam mengatasi stres atau trauma. Inti dari cara ini adalah mengungkapkan apa yang dialami oleh diri kita, khususnya pengalaman-pengalaman negatif. Bentuknya dapat bermacam-macam seperti, berbagi pengalaman dengan bercerita pada orang yang dipercaya, atau ’berbicara’ dengan diri sendiri tentang berbagai pengalaman yang dirasakan misalnya melalui menulis, menggambar, menciptakan lagu/puisi bahkan merenung termasuk didalamnya.

Berbagi pengalaman sulit pada orang lain memang terasa seperti membuka luka lama. Namun, jika kita dapat melakukannya, maka kita akan mendapatkan berbagai keuntungan bagi diri sendiri. Dengan berbagi pikiran dan perasaan dapat membantu kita untuk melepaskan ketegangan dan memperoleh perasaan lega, dapat berpikir lebih jernih tentang apa yang telah terjadi sehingga tahu bagaimana bersikap yang tepat, membangun kembali rasa percaya diri, meningkatkan harga diri dan keyakinan diri. Bagi seseorang yang mengalami trauma, berbagi pengalaman dapat membantunya untuk melihat dan menyadari berbagai pilihan dan cara pemecahan masalah untuk membuat keputusan yang tepat. Bagi seseorang yang mengalami trauma, berbagi perasaan pada orang lain menimbulkan keuntungan tersendiri. Selain mengurangi perasaan negatif yang disimpan selama ini, mereka juga dapat merasa diterima, diperhatikan, dan dihargai oleh orang lain, apabila orang yang mendengarkannya dapat memberi respon yang positif.

http://www.fakultaskesehatan.com/cara-mengatasi-stres.html

Jumat, 30 September 2011

lintas budaya

I. Penelitian lintas budaya adalah studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses mental, termasuk variabilitas dan invarian, di bawah kondisi budaya yang beragam. Dan yang melihat bagaimana faktor-faktor budaya mempengaruhi perilku manusia.

II.Hubungan lintas budaya dengan ilmu lain
a. Antropologi dalam definisinya antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dengan prilakunya dengan tujuan mengetahui atau memperoleh definisi mengenai keanekaragaman dari manusia tersebut. Asalkan sesuatu yang dilakukan manusia memerlukan belajar maka hal itu bisa dikategorikan sebagai budaya. Hanya sebagian kecil dimensi manusia yang tidak dicakup dalam konsep budaya, yakni yang terkait dengan insting serta naluri. Hal serupa dikemukakan oleh Van Peursen (1988) yang menyatakan kebudayaan sebagai proses belajar yang besar. Contoh : sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan.
b.Sosiologi ilmu yang mempelajari apa yang sedang terjadi saat ini, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan lain oleh sebuah kelompok atau individu.
Contoh : kebudayaan hindu budha adanya kontak dagang antara indonesia dengan india maka mengakibatkan adanya kontak budaya yang menghasilkan bentuk-bentuk akulturasi kebudayaan baru tetapi tidak melenyapkan kebudayaan sendiri.
c. Psikolgi klinis telah menerapkan prinsi-prinsip psikologi lintas budaya banyak yang dilakukan dalam psikologi klinis yang berhubungan dengan lintas budaya yang biasanya dilakukan oleh negara-negara dalam berbagi ilmu tentang psikoterapi dan konseling.
d. Sosial sangat mempengaruhi suatu tingkat sosialisasi dalam hubungan lintas budaya, misalnya dalam hal informasi.
III. Etnosentris dalam psikologi definisi dan pengembangan kecenderungan untuk melihat dunia melalui filter Etnosentrisme sendiri budaya. Sebuah konsekuensi normal dari sosialisasi dan enkulturasi. Ketika kita menjadi enculturated, kita belajar bagaimana harus bertindak, bagaimana memahami dan menginterpretasikan bagaimana orang lain bertindak. Contoh : Pada saat kita dewasa, kita hampir tidak memperhatikan filter budaya di pikiran kita.
Menurut Matsumoto (1996) etnosentrisme adalah kecenderungan untuk melihat dunia hanya melalui sudut pandang budaya sendiri. Berdasarkan definisi ini etnosentrisme tidak selalu negatif sebagimana umumnya dipahami. Etnosentrisme dalam hal tertentu juga merupakan sesuatu yang positif. Tidak seperti anggapan umum yang mengatakan bahwa etnosentrisme merupakan sesuatu yang semata-mata buruk, etnosentrisme juga merupakan sesuatu yang fungsional karena mendorong kelompok dalam perjuangan mencari kekuasaan dan kekayaan. Pada saat konflik, etnosentrisme benar-benar bermanfaat. Dengan adanya etnosentrisme, kelompok yang terlibat konflik dengan kelompok lain akan saling dukung satu sama lain. Salah satu contoh dari fenomena ini adalah ketika terjadi pengusiran terhadap etnis Madura di Kalimantan, banyak etnis Madura di lain tempat mengecam pengusiran itu dan membantu para pengungsi.
Etnosentrisme memiliki dua tipe yang satu sama lain saling berlawanan. Tipe pertama adalah etnosentrisme fleksibel. Seseorang yang memiliki etnosentrisme ini dapat belajar cara-cara meletakkan etnosentrisme dan persepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap suatu realitas didasarkan pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya. Tipe kedua adalah etnosentrisme infleksibel. Etnosentrisme ini dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.

IV. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui enkulturasi dan sosialisasi.
Kesamaan dan perbedaan enkulturasi sosialisasi : Enkulturasi dan Sosialisasi Proses dimana kita belajar dan menginternalisasi aturan dan pola perilaku yang dipengaruhi oleh budaya Sosialisasi. Contoh : Proses enkulturasi dimana anak - anak muda belajar dan mengadopsi cara-cara dan perilaku budaya mereka.

a. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya melalui masa remaja.
Saat ini pengaruh budaya barat tidak hanya sebatas cara berpakaian, pergaulan, tapi juga di bidang pendidikan dan gaya hidup. Subjek yang paling terpengaruh adalah remaja. Bahkan bagi sebagian remaja, gaya hidup barat merupakan suatu kewajiban dalam pergaulan. Tanpa disadari, para remaja telah memadukan kebudayaan dengan pergaulan dalam aspek kehidupan mereka. Mendominasi pada pemikiran tentang kepribadian di budaya barat contohnya amerika serikat misalnya aktualisasi diri, kesadaran diri, konsep diri, keyakinan diri, penguatan diri, kritik diri, mementingkan diri sendiri, meragukan diri sendiri (Lonner, 1988). Sedangkan perbedaannya yaitu dalam budaya bukan barata seperti Negara timur china, jepang dan inidia. Bersifat kolektivistik ketimbang individualistik (Triandis, 1985, 1994). Individualistik adalah orientasi individu atau diri yang mencakup pemisahan diri dari orang lain sedangkan koletivistik menunjuk pada orientasi kelompok yang mencakup hubungan diri dari orang lain. Orientasi individualistik versus kolektivistik ditemukan sebagai dimensi dasar dari budaya alamiah (Hoftsede, 1980).
b. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya melalui perkembangan moral.
Didalam setiap budaya yang dimiliki masing-masing negara pasti memiliki moral. Akan tetapi pada saat ini nilai budaya dan moral tersebut sudah tidak memiliki nilai yang seimbang lagi dikarenakan bukan karena dari budaya dan nilainya yang salah akan tetapi dari para pemakai budaya tersebut yang membuat budaya dan nilai moral mulai tidak seimbang lagi atau biasa disalahgunakan.

c. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya melalui konteks sosial dan masyarakat
Suatu budaya harus melalui konteks sosial yang terdapat dalam masyarakat. Dan karena konteks sosial tersebut budaya mulai berkembang dan mengalami suatu kemajuan yang cukup baik. Contoh: ketika seseorang membawa kebudayaannya untuk dijelaskan kepada orang lain yang bukan dari daerahnya, sehingga orang lain pun mengerti tetang kebudayaannya tersebut.

d. kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal konformitas.
Konformitas adalah proses dimana seseorang mengubah prilakunya untuk dapat menyesuaikan dengan kelompoknya. Konformitas merupakan suatu hasil dari interaksi sosial dan proses sosial dalam kehidupan manusia dalam bermasyarakat. Konformitas dilakukan secra terbuka sehingga terlihat oleh umum. Kepatuhan merupakan suatu bentuk ketundukan prilaku yang mucul ketika orang mengikuti suatu perintah lansung. Dalam budaya kolektif, konformitas dan kepatuhan tidak hanya dipandang “baik” tetapi sangat diperlukan untuk dapat berfungsi secara baik dalam kelompoknya, dan untuk dapat berhasil menjalin hubungan interpersonal bahkan untuk dapat menikmati status yang lebih tinggi dan mendapat penilaian atau kesan positif.

e. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal nilai-nilai.
Dalam transmisi budaya nilai dimasukan sebagai slah satu aspek di dalam masyarakat. Nilai tersebut muncul dan menjadi suatu ciri khas yang cenderung menetap pada seorang dan masyarakat karena itu penerimaan nilai sangat berpengaruh pada sifat kepribadian dan karakter masing-masing budaya yang ada.

f. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dlm hal tranmisi budaya dalam hal individualisme dan kolektifisme
Individual adalah pola sosial yang berfokus pada nilai tertinggi pada kepentingan individu yang bersifat personal. Dan mereka didorong untuk membangun suatu konsep akan diri yang terpisah dari ornag lain yang termasuk dalamkerangka tujuan keberhasilan yang cenderung mengarah pada tujuan diri individu.
Kolektivisme adalah suatu pola sosial yang berfokus pada kepentingan kelompok yang menjadi suatu nilai tertinggi.
Jadi individual dan kolektivisme memiliki tempat tertinggi dalam suatu budaya. Akan tetapi keduanya memiliki perbedaan yang bertentangan dengan masing-masing norma, individualis lebih bertentangan dengan norma kelompok sedangkan kolektivitas lebih cenderung sesuai dengan norma kelompok.

g. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal kognisi sosial.
Kognisi sosial merupakan salah satu yang menjelaskan keunikan manusia. Kognisi social adalah cara di mana kita menginterpretasi, menganalisa, mengingat, dan menggunakan informasi tentang dunia social. Kognisi social dapat terjadi secara otomatis. Dalam psikologi, kognisi adalah referensi dari faktor-faktor yang mendasari sebuah prilaku. Pola pikir dan perilaku manusia bertindak sebagi aspek fundamental dari setiap individu yang tak lepas dari konsep kemanusiaan yang lebih besar, yaitu budaya sebagai konstruksi sosial. Sedangkan kebudayaan dalam arti luas merupakan kreativitas manusia cipta, rasa dan karsa dalam rangka mempertahankan kelangsunganhidupnya. Dan manusia pun akan menciptakan suatu kreativitas untuk memenuhi kebutuhan mereka.

h. Kesamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal tranmisi budaya dalam hal perilaku gender.
Pada saat ini perbedaan gender tidak merupakan suatu hal yang mutlak dalam mengembangan suatu budaya. Akan tetapi dalam transmisi budaya wanita dan laki-laki harus mematuhi peraturan yang ada dalam setiap masing-masing budaya, baik dimana terdapat adat istiadat yang berlaku dimana ia tinggal. Tetapi dalam hal tersebut biasanya wanita lebih dominan dalam melestarikan budaya mereka yang telah diturunkan oleh nenek moyang terdahulu.

Senin, 16 Mei 2011

Tugas Kesmen

1. Definisi
Nilai pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
1.1 Apa yang dicari dalam pekerjaan
Yang dicari dalam pekerjaan adalah dimana bagian dari sebuah perencanaan besar atau bahwa pekerjaan itu menuju proses terwujudnya suatu yang besar.
Kalian mungkin berkata bahwa apa yang orang cari pada pekerjaan itu semuanya tergantung pada kemauan orang itu sendiri dan ada beberapa fakta mengenai ini. Tapi Daniel Yankelovich menemukan sebuah consensus yang berharga dari jawaban atas pertanyaan yang menyilang terhadap para pekerja termasuk kerah-bur dan kerah-putih dan para professional. Dua frekuensi tertinggi memberikan respon “ kerja itu menarik” dan memiliki “ rekan kerja yang ramah tamah” dengan masing-masing responden memberikan 70% pendapat dari pada pekerja. Di ikuti dengan 2 tambahan jawaban dalam melakukan pekerjaan yang berarti disebut sebagai “kesempatan untuk menggunakan pikiran anda” dan “ hasil kerja yang anda bisa lihat”- memberikan 65-62% dari masing-masing pendapat para pekerja. Sementara upah yang bagus berada di urutan ke-5 dari peringkat “ yang diberikan oleh 62% pekerja). Pekerja berkerah-biru member banyak tekanan pada uang. Dan para professional member sedikit tekanan pada uang, dengan pekerja berkerah-putih berada diantara keduanya.
Hasil yang serupa ditemukan pada survey mahasiswa baru, pada kelas 8 ketika ditanya tingkat apa yang paling penting dalam kepuasan bekerja, 5 kriteria teratas secara menurun menajadi kegiatan yang menarik untuk dilakukan. Menggunakan keahlian dan kemampuan. Berpeluang bagus dalam periklanan, masa depan yang terjamin, dan hasil yang nyata. Upah yang baik menempati urutan ke-8. Oenyda yang tidak kuliah memberikan respon yang serupa kecual mereka lebih memntingkan upah yang baik menempati posisi 8 (Bachman,Johnson,1979)
Responden pada survey psikologi hari ini termasuk kebanyakan dewasa alwal dan pekerja berpendidikan membuat perbedaan yang tajam antara apa yang merka suka tentang pekerjaan mereka dan apa pemikiran yang paling penting mengenai pekerjaan secara umum. seperti yang di ditunjukkan pada table 9.1. Aspek yang paling memuaskan dalam bekerja seperti keramah tamahan sesame rekan kerja. Kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan pekerjaan, dan kehormatan yang diterima oleh rekan sepekerjaan. Di lain pihak, aspek yang paling penting dalam melakukan pekerjaan adalah berkaitan dengan pertumbuhan pribadi atau aktualisasi diri. Termasuk kesempatan untuk melakukan sesuatu yang membuat diri sendiri senang melakukannya. Sesuatu yang berharga dan mempelajari hal yang baru. Aktualisasi ini lebih pentung daripada uang. Ketika responden tertekan pada kabar apapun mereka akan menerima pekerjaan berupah lebih tinggi yang mana kurang menarik. Hampir 2/3 responden mengatakan tidak rela. Di lain pihak, hampir setengah (46%) dari responden tidak akan menerima pekerjaan yang lebih menarik jika upahnya kurang dari pekerjaan yang mereka miliki saat ini. Bagaimanapun, hampir kebanyakan responden (41%) ihklas untuk melakukan pertukaran, mereka yang setidaknya ikhlas untuk memtong upahnya adalah wanita yang sudah bercerai (55%), pria yang sudah menikah (49%), Janda (47%) dan perempuan yang hidup dengan seseorang (47%) (Renvick, Lawler,1976)
1.2 Fungsi psikologi dalam pekerjaan
Fungsi psikologinya yaitu : Meskipun apa kata orang tentang memiliki pekeraan untuk hidup. Itu mungkin jelas sekarang bahwa setiap orang bekerja keras untuk uangnya sendiri. Survei membuktikan kebanyakan orang akan melanjutkan pekerjaanya bahkan jika mereka memiliki cukup uang untuk hidup nyaman seumur hidupnya (Renwick&Lawler,1978). Kenyataanya adalah bekerja itu meenuhi kebutuhan psikologis dan social yang penting. Rasa pemenuhan pribadi, orang membutuhkan perasaan kalau mereka tumbuh, mempelajarai keahlian baru, dan mencapai sesuatu yang berharga ketika perasaan ini kurang, mereka mungkin pindah ke pekerjaan yang menjanjikan pencapaian yang lebih atau hasil yang jelas. Contohnya, seorang individu yang pekerjaanya terarah mungkin meninggalkan meja untuk bekerja menjual barang atau konstruksi. Bahkan orang yang sudah mendapatkan banyak uang tidak akan mau mengurangi waktu dan energy yang di habiskan oleh pekerjaan mereka.kemampuan karena kebutuhan akan penghargaan dan penguasaan (Morgan,1972)

2. fase-fase identitas pekerjaan
Fase-fase dalam pekejaan adalah Orang denderung mengidentifikasi dengan apa yang mereka lakukan. Bagaimana seiring kalian mendengar seseorang memperkenalakan dirinya dengan berkata “saya bekerja untuk IBM” atau “ saya seorang suster”. Studs Tarket (1972) menemukan bahwa pekerjaan mereka membosankan,pekerjaan mekanis yang sering membuat mereka merasa menjadi “mekanik”, atau “robot”. Dilain pihak, mereka tertarik pada tantangan dan pemenuhan pekerjaan pada seni atau profesi yang menunjukan tujuan hidup mereka, biasanya sebagai hasil dari pekerjaan yang mereka lakukan.

3. menjelaskan hubungan antara karakteristik pribadi dan karakteristik pekerjaan dalam memilih pekerjaan yg cocok

3.1 Karakteristik pribadi
Sebuah awal yang bagus adalah memilih ketertarikan apa yang kamu punya pada diri sendiri dan kemampuan. Kalian adalah sebuah gabungan unik dari sifat pribadi,ketertarikan,keahlian dan harga. Semakin baik yang kalian dapat ketahui mengenai diri kalian sendiri maka lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.
Apa yang paling membuat anda tertarik. data atau sesuatu? pelajaran apa yang paling anda sukai di sekolah? Kegiatan Ekstrakurikuler apa yang anda sukai? Bagaimana dengan kerja paruh waktu? Coba temukan mengenai apa pekerjaan tersebut yang membuat mereka tertarik kepada anda. Apakah itu kegiatanya sendiri? Atau orang-orang didalamnya?
Bagaimana dengan kemampuan anda? Apa pekerjaan terbaik yang anda bisa lakukan?yang paling anda kuasai? tidak peduli berapa banyak kemampuan yang anda miliki. Penting untuk menyadari bahwa masing-masing dari kita berkualitas untuk banyak kedudukan yang berbeda.tidak hanya satu. Seperti olahraga athletic termasuk terbatas untuk sejumlah orang yang memiliki otot dan keahlian. Jadi kebanyakan pekerjaan memerlukan hanya beberapa keahlian spesifik atau karakteristik. Rahasianya terletak pada menemukan jenis pekerjaan yang memerlukan kekuatan tertentu yang anda miliki.
Untuk memperluas kedua ketertarikan dan bakat kalian akan berubah dengan pengalaman dan waktu. Penelitian sudah menunjukkan kategori ketertarikan yang luas, seperti pada bidang obat-obatan. teknik atau bisnis, tetap stabil dari para remaja.(Campbell,1971). Jika kalian menyukai sesuatu pada saat anda belasan dan awal 20, kesempatan yang sama akan kalian sukai pada tahun-tahun selanjutnya.
Mungkin kalian pernah mendengar seseorang mengambil sebuah tes psikologi untuk membantu pemilihan karir. Sebenarnya, kebanyakan dari persediaan ketertarikan anda daripada sebuah test biasa. Saat ini, satu dari kebanyakan menggunakan instrument tes adalah Strong-Campbell Interest Inventory (SCII) yang mana menggabungkan banyak item dari versi awalnya Strong Inventory for males and females dengan menghilangkan item yang berdasarkan jenis kelamin. hasilnya, yang mana biasanya dibagi secara terbuka dengan individu, menunjukan bagaimana ketertarikan seorang individu dibandingkan dengan orang-orang lain yang memiliki kedudukan yang berbeda.
Apakah tes ketertarikan tersebut membantu anda membuat keputusan yang tepat pada pemilihan kerja? Semua tergantung dari bagaimana kita menggunakanya. Jika kalian mengandalkan hasil tersebut sebagai sebuah pengganti untuk membuat keputusan pribadi, maka jawabanya akan negative. Tapi jika kalian menggunakan hasil tersebut sebagai sebuah sumber untuk mengklarifikasi ketertarikan kalian dalam rangka untuk membuat sebuah keputusan,maka jawabanya pasti positif. Seperti halnya instrument yang menunjukan reliabilitas yang besar dalam memprediksi apa seorang individu akan bersikeras atau keluar dari bidang pekerjaan tersebut. Mereka tidak bisa memprediksi kesuksesan pada bidang yang diberikan karena kebanyak faktor subjektif terlibat didalamnya. Tapi sudah itemukan bahwa apa yang membuat berhasil biasanya mendemonstrasikan lebih tinggi daripada rata-rata skor ketertarikan, sementara siapa yang akan keluar nanti biasanya lebih rendah daripada rata-rata skor (Shertzer,1981)

3.2 karakteristik pekerjaan
Sekali anda memulai menjelajahi ketertarikan anda sendiri,kemampuan,dan nilai, kalian siap untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan karakteristik pribadi anda. Dengan lebih dari 20.000 pekerjaan yang berbeda untuk dipilih,ini bukanlah tugas mudah. Untungnyam ada sumber buku untuk membati pencarian tersebut. Seperti yang banyak digunakan Dictionary of Occupational (DOT) dan Occupational Outlook Hand-book. Kedua buku direvisi secara teratur oleh pemerintah percetakan. Sebagai tambahan, berbagai macam pekerjaan sudah teratur pada dasar keluarga ataukelompok dari pekerjaan yang terkait. Masing-masing kelompok menunjukan tokoh 9-1 berisi ratusan pekerjaan yang terdekat. Contohnya, bidang kesehatan termasuk sejumlah besar pekerja kesehatan-dokter,perawat,apoteker, dokter gigi,kebersihan gigi,hanya untuk beberapa nama. Ini sering membantu memilih 2 dari 3 pekerjaan kelompok yang kalian paling tertarikm dan mulai menelusuri beberapa pekerjaan spesifik pada kelompoknya.
Sebuah perangkat yang membantu untuk menemukan pekerjaan yang paling cocok untuk kamu adalah John Holland’s Self Directied Search For Vocational Planning. Yang mana dapat dikelola sendiri. Ini berdasarkan dari kenyataan bahwa manusia di bidang pekerjaan yang samasering memiliki sifat yang mirip,ketertarikan dan kebiasaan dalam melakukan sesuatu. Holland (1973) menggambarkan 6 dari jenis kepribadian bersama dengan lingkungan kerja mereka yang baik. Setelah mencocokan sejumlah kegiatan,ketertarikan dan perkiraan kemampuan anda sendiri, kalian menjumblahkan item untuk menemukan 3 jenis kepribadian yang paling menyerupai.kemudian pada pekerjaan yang terpisah penemu buklet, kalian mencocokan berbagai jenis kepribadian digabungkan dengan beberapa pekerjaan yang cocok. O’connel dan Sedlacek (1972) sudah menemukan Self-Directed search lebih handal dan sedikit membantu untuk perencanaan ketertarikan jurusan.